Menjadi buah kegemaran utama masyarakat Indonesia, pisang (Musa paradisiaca) paling banyak dikonsumsi berkat rasanya yang manis serta teksturnya yang lembut dan kenyal, sangat sesuai dengan selera orang Indonesia.
Menjadi buah kegemaran utama masyarakat Indonesia, pisang (Musa paradisiaca) paling banyak dikonsumsi berkat rasanya yang manis serta teksturnya yang lembut dan kenyal, sangat sesuai dengan selera orang Indonesia. Pisang biasanya dimakan langsung sebagai buah, dikukus, digoreng tepung, dijadikan kolak, ataupun dibuat pisang goreng yang renyah. Beragam olahan pisang ini membuat buah berkulit kuning ini begitu digemari dari sabang sampai merauke.
Sebagai negara mega biodiversity, Indonesia memiliki lebih dari 200 jenis pisang yang tersebar dari Sumatera hingga Papua. Dari sekian banyak jenis itu, pisang ambon, raja, mas, susu, tanduk dan kepok paling banyak dibudidayakan karena rasa dan teksturnya paling disukai orang Indonesia. Tak heran, Indonesia disebut sebagai negara penghasil pisang terbesar di Asia, dengan total produksi mencapai lebih dari 50% produksi pisang negara-negara Asia lainnya. Pisang Indonesia bahkan diekspor ke mancanegara.
Dengan popularitasnya yang tinggi sebagai buah favorit Indonesia, pisang berpotensi untuk terus dikembangkan produksinya. Pisang-pisang unggul nasional perlu terus diintroduksikan kepada petani untuk dibudidayakan guna mencukupi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
Untuk memenuhi permintaan pisang dalam negeri dan ekspor, penting untuk membudidayakan pisang berkualitas tinggi. Berikut tahapan membudidayakan pisang berkualitas:
Persiapan Lahan
Persiapan lahan yang baik adalah kunci sukses dan produktivitas budidaya pisang. Sebelum membuat lubang, pastikan lahan bebas dari gulma, terutama alang-alang. Gulma akan menjadi pesaing tanaman dalam mendapat unsur hara dan air yang penting bagi pertumbuhan. Bersihkan lahan dari akar-akar gulma yang sulit dikendalikan.
Kemudian buatlah lubang tanam berukuran 60x60x50 cm. Ukuran ini cukup leluasa bagi perkembangan akar serta mudah saat penanaman bibit nantinya. Atur jarak antar lubang sejauh 3-4 meter untuk mengoptimalkan ruang tumbuh bagi kanopi dan akar tanaman. Jarak tanam yang ideal juga memudahkan perawatan dan pemanenan.
Sebelum penanaman, setiap lubang harus diisi terlebih dahulu dengan pupuk kandang atau kompos sebagai sumber bahan organik. Penambahan bahan organik tersebut dapat memperbaiki struktur, kandungan, dan mikroorganisme tanah juga menyumbang hara untuk tanaman. Dipastikan pupuk kandang yang diaplikasikan telah mengalami dekomposisi sempurna. Lubang siap ditanami bibit pisang unggul.
Dengan persiapan lahan yang matang, budidaya pisang Anda sudah berada di jalur yang tepat untuk meraih hasil maksimal.
Penanaman Bibit
Bibit berkualitas menentukan hasil panen pisang. Gunakan bibit pisang unggul dari tunas tanaman induk yang sehat dan produktivitasnya tinggi. Tunas tersebut bisa berasal dari bonggol maupun anakan tanaman berkualitas prima.
Ada dua cara persemaian bibit tunas pisang. Pertama, langsung menyemai di polibag berisi campuran tanah dan pupuk kompos/kandang dengan perbandingan 1:1. Kedua, tunas disemai terlebih dahulu di media semai seperti pasir atau tanah subur agar berakar, baru setelah 1-2 minggu dipindahkan ke polibag. Pastikan media tanam selalu lembab agar perakaran bagus.
Setelah bibit pisang berumur 2 bulan dan akarnya sudah kuat, saatnya penanaman di lahan yang sudah disiapkan. Waktu penanaman yang tepat adalah awal musim hujan karena suplai air optimal mendukung pertumbuhan tanaman. Tanam satu bibit pisang per lubang tanam. Jaga bibit dari kerusakan fisik selama penanaman agar tidak stress.
Pemupukan
Pemberian pupuk yang tepat dan efisien sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman pisang serta pembentukan anakan dan jantung untuk menentukan produktivitas. Pemupukan dilakukan secara berkala setiap 3 bulan sekali.
Pupuk utama yang diberikan adalah ZA, SP36, dan KCl. ZA atau Zwavelzure Ammoniak mengandung Nitrogen dan Belerang yang mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman. Pupuk SP36 menyediakan unsur P (Fosfor) dan N (Nitrogen) untuk mendukung pembentukan jantung dan akar pisang. Sementara pupuk KCl mengandung Kalium sebagai penguat batang, akar dan buah serta meningkatkan kualitas buah.
Dosis pupuk untuk setiap tanaman adalah ZA 200 g, SP36 100 g, dan KCl 150 g per tanaman per tahun, takarannya disesuaikan dengan jumlah tanaman. Pastikan pupuk dibenamkan secara merata di dekat perakaran tanaman untuk diserap secara maksimal. Dengan pemupukan teratur, produktivitas pisang dapat ditingkatkan secara optimal.
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang baik sangat diperlukan agar tanaman pisang tumbuh optimal dan berproduksi maksimal. Beberapa teknik pemeliharaan utama meliputi penjarangan anakan, pemotongan jantung, serta pencegahan dan penanganan penyakit layu.
Penjarangan anakan bertujuan menjaga keseimbangan nutrisi induk dan anakan, sehingga energy tanaman terfokus membentuk tandan buah yang besar dan berisi penuh. Pilih dan pelihara 3 anakan produktif, yakni anakan 1 dari induk, anakan 2 dari anakan 1, dan anakan 3 dari anakan 2.
Pemotongan jantung dilakukan setelah bunga terakhir mekar agar nutrisi dari induk sepenuhnya dialokasikan ke tandan buah. Ini bisa meningkatkan produksi buah hingga 5%. Kemudian lakukan pencegahan dan pengendalian penyakit layu fusarium & bakteri yang ganas menginfeksi tanaman.
Pemanenan
Tahap pemanenan buah pisang perlu dilakukan dengan cermat agar kualitasnya terjaga. Buah dipanen setelah mencapai kematangan fisiologis yaitu saat umur 80-120 hari sejak muncul jantung pisang, tergantung musim.
Ciri pisang siap panen antara lain kulit buah tampak cerah dan menguning, ukuran buah lebih besar dan bentuknya lebih bulat membundar tidak lagi bersiku, serta jumlah dan ukuran buah per tandan telah maksimal. Pada kondisi tersebut tekstur daging buah lebih empuk dan rasa manisnya merekah sempurna.
Petik buah pisang secara hati-hati dengan memetik dan memutar buah secara perlahan tanpa merusak atau menyebabkan memar pada kulit. Kerusakan fisik buah akan memicu pembusukan dan menurunkan kualitas buah pisang. Setelah dipetik, buah segera dikumpulkan dan didinginkan agar siap untuk dipasarkan segar atau diolah.
Penutup
Budidaya pisang yang berkualitas membutuhkan penanganan yang optimal di setiap tahapannya, mulai dari penyiapan lahan, persemaian bibit, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, hingga pemanenan. Dengan melakukan berbagai teknik budidaya dengan tepat sesuai standar yang disarankan, petani dapat memaksimalkan produktivitas kebun pisang. Hasilnya adalah panen pisang bermutu prima yang memenuhi standar pasar dalam jumlah melimpah.
Pisang-pisang unggul nasional yang dihasilkan dapat memasok kebutuhan buah favorit masyarakat Indonesia ini sekaligus menjadi komoditas ekspor andalan yang mendatangkan devisa negara. Kiat-kiat budidaya pisang berkualitas tinggi ini mudah diadopsi dan diterapkan oleh para petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.