Pada artikel ini kita akan mengenal kesalahan-kesalahan yang dianggap lumrah bagi kalangan petani. Beberapa diantaranya meliputi tak memiliki rencana yang baik, mengurangi biaya perawatan, bekerja sendiri-sendiri, bekerja mengikuti tradisi, tak memiliki manajemen keuangan, salah dalam penyemaian, salah dalam pemberian pupuk, hingga kesalahan jarak tanam. Berikut artikelnya.
Tidak Memiliki Rencana
Usaha pertanian baru berjalan dengan baik jika memiliki rencana yang komprehensif. Tak hanya bidang pertanian, semua sektor membutuhkan rencana yang matang sebelum memulai sesuatu hal.
Meskipun sudah merambah ke segala sektor, nyatanya masih ada saja petani yang mengabaikannya. Jadi, sebelum menggeluti bidang pertanian sebaiknya buat business plan yang terarah.
Selain untuk menjaga sektor agar usaha tidak keluar dari rencana awal, business plan dapat dijadikan sebagai panduan.
Mengurang-ngurangi Biaya Perawatan
Kalangan petani sudah biasa mengurangi biaya perawatan. Hal ini karena merasa tanaman sudah tumbuh bagus dengan hasil panen melimpah. Padahal, Anda harus menyiapkan dana untuk biaya perawatan agar menghasilkan panen yang memuaskan di kemudian hari.
Jika mengacuhkannya, Anda bisa saja menanggung risiko seperti gagal panen.
Bekerja Sendiri
Kesalahan berikutnya adalah malas menjalin kerja sama. Biasanya, petani seperti ini menganggap pekerjaannya sudah berjalan lancar, dan tidak ada masalah. Alhasil, mereka tak membutuhkan pihak lain untuk berkolaborasi.
Sejatinya, semua petani membutuhkan kerjasama untuk mengembangkan hasil pertaniannya. Seperti misalnya menjalin kerja sama dengan pengecer pupuk. Tujuannya untuk mendapatkan harga miring, kualitas terbaik dan kepastian ketersediaan pupuk.
Kerja sama juga terbukti dapat meningkatkan kualitas pertanian, produksi, sampai pengembangan ide. Paling minim, menjalin kerja sama dengan sesama petani agar hasil panen yang Anda dapatkan dapat berkembang.
Bekerja Mengikuti tradisi
Kesalahan berikutnya bekerja secara turun temurun. Hal ini karena menganggap bekerja mengikuti tradisi adalah aset yang tak ternilai harganya.
Memang tak salah sebagai petani jika Anda harus mewarisi tradisi yang diwariskan orang terdahulu. Namun, menjalankan sektor pertanian tanpa adanya inovasi akan membuat pekerjaan Anda jauh lebih tertinggal.
Percaya atau tidak, jika kita hanya mengikuti jejak tradisi yang dilakukan secara turun temurun, hanya akan membuat Anda sulit bersaing.
Anda tetap bisa menjalankan tradisi tersebut, namun dipadukan dengan inovasi teknologi agar memperoleh hasil maksimal. Hindari juga bekerja hanya berdasarkan naluri dan pengalaman.
Tak Memiliki Manajemen Keuangan
Kesalahan berikutnya adalah tidak adanya pengelolaan keuangan yang baik. Kebanyakan petani menggabungkan hasil panen untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Tahukah, hal ini yang membuat modal tidak bisa kembali utuh.
Untuk itu, semua sektor termasuk bidang pertanian membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik berdasarkan sistem akuntansi. Jika merasa kesulitan, banyak aplikasi manajemen keuangan tersedia secara gratis, baik melalui Google Play Store atau iOS.
Kesalahan dalam Penyemaian
Kesalahan yang umum terjadi pada tahapan ini yakni sinar matahari tidak langsung menyentuh tanaman yang baru disemai. Tanda-tanda benih tidak mendapatkan sinar matahari adalah tanaman menguning, daun kecil, warna pucat, gagal berbunga, dan pertumbuhan buruk.
Tak sampai disitu, terlalu banyak atau sedikit memberikan air juga menjadi masalah selanjutnya. Sebaiknya, Anda mencari tahu takaran air yang pas untuk tanaman-tanaman.
Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan seperti:
Jika memungkinkan, bangun green house agar kondisi benih tetap terjaga
Ketika tanaman sudah memasuki tahap remaja, sebaiknya siram dari bawah agar tanaman menyerap air melalui lubang bawah
Jangan lupa jaga kelembaban tanah
Hindari menanam bibit terlalu dalam karena berakibat tanaman gagal tumbuh. Alasannya karena tanaman masih membutuhkan sinar matahari untuk menumbuhkan kecambahnya.
Cara terbaik yakni, tanam bibit sedalam dua atau tiga kali lebih dalam dari lebar benih.
Kesalahan Pemberian Pupuk
Pupuk merupakan salah satu aktivitas terpenting untuk membuat tanaman dapat berkembang. Artinya, pemberian pupuk tidak boleh diberikan secara serampangan.
Seperti misalnya, kurangnya pemberian pupuk yang membuat tanaman menjadi rapuh, warna menguning sampai terhambatnya pertumbuhan. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan pengujian tanah.
Tujuannya agar Anda dapat mengetahui unsur apa saja yang dibutuhkan tanaman agar dapat tumbuh dengan maksimal.
Tak hanya kekurangan pemberian pupuk, kesalahan lain yang dianggap biasa adalah kelebihan pupuk. Hal ini karena pemberian pupuk secara berlebih akan berbahaya karena dapat menyebabkan tanaman menjadi mati.
Awalnya daun layu dan berwarna kuning dengan tepian berwarna coklat atau yang dikenal sebagai pembakaran pupuk.
Salah dalam pemberian pupuk juga kerap terjadi pada kalangan petani. Seperti misalnya ketika Anda menggunakan pupuk tinggi nitrogen. Salah satu tanaman seperti tomat tentu dapat menerima pupuk jenis ini. Meskipun seperti itu, dampak yang ditimbulkan adalah tanaman menjadi tidak menghasilkan buah.
Kesalahan memilih waktu pemupukan juga tak kalah penting untuk memberikan pertumbuhan optimal. Sebaiknya, pemberian pupuk diawali saat masa tanam. Pemberina pupuk kembali dilakukan ketika daun sejati muncul. Terakhir, lengkapi dengan nutrisi nabati cair.
Kesalahan Menentukan Jarak Tanaman
Memasuki tahap tanam, petani yang tak memiliki pengalaman kerap meletakkan banyak benih pada satu lubang sama (kecuali bayam dan kangkung). Hal ini berakibat tanaman berebut tempat tumbuh.
Jika jarak tanam terlalu dekat dapat mengakibatkan kurangnya kuantitas hasil panen. Atau mengakibatkan tingginya risiko sebaran hama atau penyakit
Untuk tanaman seperti melon, timun, atau labu, kebiasaan pertumbuhan terbaik adalah memiliki baris 91 cm sampai 1,5 meter. Sementara untuk sawi, wortel, sawi, bawang, hingga kacang-kacangan, dibutuhkan 3 sampai 4 inci ruang jarak antara tanaman.
Malas Membasmi Gulma
Poin ini masih banyak dilakukan kalangan petani. Hal ini karena tumbuhnya tanaman baru di sekitar tanaman utama dianggap sebagai penyubur tanaman utama. Padahal nyatanya, kehadiran gulma akan mengganggu pertumbuhan tanaman utama.
Hal ini karena tanaman utama akan bersaing memperebutkan nutrisi dari media tanam. Dampak terbesarnya akan merusak pertumbuhan tanaman utama. Jadi setelah ini, pastikan tidak ada lagi gulma yang tumbuh di sekitar tanaman utama.
Tips agar gula tidak tumbuh lagi yakni:
Basmi gulma secara teratur. Misalnya, dibersihkan setiap minggu atau akhir pekan
Membersihkan gulma harus sampai ke akar. Caranya, keluarkan media tanam menggunakan sekop, lalu cabut gulma sampai seluruh akarnya terbawa dan tidak ada yang putus. Tak sampai disitu, akar gulma harus dibuang. Hal ini karena ada beberapa jenis gulma yang dapat tumbuh kembali hanya karena akar yang masih tertinggal dalam media tanam
Pangkas gulma secara berkala, karena beberapa jenis gulma ada yang mudah mati hanya dengan dilakukan pemangkasan.
Dengan mengetahui hal ini, diharapkan Anda tidak lagi melakukan kesalahan serupa. Sehingga mendapatkan hasil pertanian yang optimal.