Bertani

Panduan Cara Menanam Kentang Bagi Pemula

Kentang, salah satu komoditas sayuran terpopuler di dunia, menempati posisi keempat sebagai pangan utama setelah padi, gandum, dan jagung.

57

Kentang, salah satu komoditas sayuran terpopuler di dunia, menempati posisi keempat sebagai pangan utama setelah padi, gandum, dan jagung. Di Indonesia, kentang juga menjadi salah satu sayuran yang sangat diminati masyarakat. Dengan tingginya permintaan pasar, budidaya kentang menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi para petani dan pemula yang ingin meraih keuntungan. Artikel ini akan membahas secara detail cara menanam kentang yang baik dan benar, sehingga pemula pun dapat memulai bisnis budidaya kentang dengan mudah.

Persiapan Awal Budidaya Kentang

Pemilihan Lahan yang Ideal

Pemilihan lahan yang ideal menjadi langkah paling krusial dalam memulai budidaya kentang. Tanaman kentang dapat tumbuh secara optimal pada lahan yang memiliki karakteristik tertentu, yaitu tanah yang subur, gembur, dan kaya akan bahan organik atau berhumus.

Selain kesuburan tanah, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah drainase lahan. Pilihlah lahan yang memiliki drainase baik untuk menghindari genangan air yang dapat merusak tanaman kentang, karena kentang tidak tahan terhadap kondisi tanah yang terlalu basah atau tergenang.

Pengolahan Lahan

Setelah menemukan lahan yang sesuai, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan tanah. Tanah diolah dengan cara membajak atau mencangkul hingga kedalaman 30-40 cm, yang bertujuan untuk menggemburkan tanah dan meningkatkan aerasi (ketersediaan oksigen) di dalam tanah. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 1-2 minggu agar terjadi proses dekomposisi bahan organik yang dapat melepaskan unsur hara ke dalam tanah.

Langkah berikutnya dalam pengolahan lahan adalah pembuatan bedeng. Bedeng dibuat dengan lebar 70-120 cm dan tinggi 30-40 cm, disesuaikan dengan kondisi lahan dan varietas kentang yang akan ditanam. Di antara bedeng, buatlah saluran pembuangan air untuk menghindari genangan yang dapat merusak tanaman kentang. Sebagai langkah terakhir dalam persiapan lahan, tambahkan pupuk kandang sebagai pemupukan dasar dengan dosis 20-30 ton/ha untuk memperkaya kandungan bahan organik dalam tanah.

Pemilihan dan Persiapan Bibit Kentang

Cara Mendapatkan Bibit Berkualitas

Terdapat dua cara untuk memperoleh bibit kentang berkualitas. Cara pertama adalah dengan menyimpan umbi kentang hingga bertunas, yang memerlukan waktu sekitar 4 bulan. Cara ini dapat dilakukan jika Anda memiliki akses ke umbi kentang varietas unggul dan ingin menghemat biaya pembelian bibit. Namun, cara yang lebih praktis dan terjamin kualitasnya adalah dengan membeli bibit kentang bersertifikat langsung dari penjual atau penangkar bibit terpercaya.

Saat memilih bibit kentang, baik dari hasil penyimpanan sendiri maupun dari pembelian, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil panen yang optimal. Pilihlah bibit yang berasal dari umbi produksi dengan bobot sekitar 30-50 gram per umbi. Umbi bibit juga harus berumur sekitar 150-180 hari sejak tanam, yang menandakan tingkat kematangan yang tepat. Pastikan umbi bibit dalam kondisi normal, tidak cacat, dan bebas dari penyakit. Selain itu, pilih bibit dari varietas kentang unggul yang telah teruji dan cocok dengan kondisi lingkungan setempat.

Perlakuan Bibit Sebelum Tanam

Sebelum menanam bibit kentang, ada beberapa perlakuan yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Langkah pertama adalah menyeleksi bibit kentang yang memiliki 2-3 tunas sehat dengan panjang sekitar 1-2 cm. Tunas yang sehat menandakan bibit yang berkualitas dan siap untuk ditanam. Jika tunas terlalu panjang, Anda dapat memotongnya hingga mencapai panjang yang ideal, yaitu 1-2 cm.

Setelah seleksi dan pemotongan tunas (jika diperlukan), langkah selanjutnya adalah merendam bibit kentang dalam larutan pestisida. Perendaman ini bertujuan untuk mencegah serangan hama dan penyakit pada bibit kentang, terutama di awal pertumbuhan. Larutkan pestisida sesuai dosis yang dianjurkan, lalu rendam bibit kentang selama 10-15 menit. Setelah perendaman, bibit kentang siap untuk ditanam di lahan yang telah disiapkan.

Jarak Tanam dan Kedalaman Tanam

Setelah lahan selesai diolah dan disiapkan, tunggulah sekitar satu minggu sebelum menanam bibit kentang. Jarak tanam yang optimal perlu diperhatikan untuk memberikan ruang yang cukup bagi pertumbuhan tanaman kentang. Jarak tanam yang direkomendasikan adalah sekitar 70-80 cm antar baris (jarak antara bedeng) dan 25-30 cm dalam baris (jarak antara tanaman dalam satu bedeng). Pengaturan jarak tanam yang tepat akan mengurangi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan nutrisi, air, dan sinar matahari.

Saat menanam bibit kentang, perhatikan kedalaman tanamnya. Letakkan bibit kentang pada kedalaman sekitar 5-8 cm di bawah permukaan tanah. Posisikan bibit dengan tunas menghadap ke atas, sehingga tunas dapat tumbuh dengan mudah menembus permukaan tanah. Pastikan semua bagian bibit terkubur dengan baik, sehingga hanya tunas terbaik yang terlihat di permukaan tanah. Dengan kedalaman tanam yang tepat, bibit kentang akan memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sehat.

Pemupukan Dasar dan Penyemprotan Pestisida

Setelah bibit kentang ditanam, langkah penting selanjutnya adalah memberikan pupuk sebagai nutrisi awal bagi pertumbuhan tanaman. Berikan pupuk NPK dengan dosis sekitar 500-600 kg/ha sebagai pemupukan dasar. Pupuk NPK mengandung unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman kentang, yaitu nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), dalam proporsi yang seimbang.

Selain pemupukan dasar, perlindungan tanaman dari serangan hama juga perlu dilakukan sejak awal pertumbuhan. Semprotkan pestisida pada tunas kentang yang mulai muncul di permukaan tanah. Tujuannya adalah untuk mencegah serangan hama yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kentang di tahap awal. Dosis pestisida yang dianjurkan adalah sekitar 500 liter larutan per hektar, yang dapat disesuaikan dengan jenis pestisida dan tingkat serangan hama di lapangan.

Perawatan Tanaman Kentang

Pemupukan Berkala

Selain pemupukan dasar setelah penanaman, pemupukan berkala juga penting untuk menjaga pertumbuhan tanaman kentang yang optimal. Pemupukan berkala dilakukan setiap 20 hari sekali, dengan pemberian pupuk pertama dimulai ketika umbi kentang mulai tumbuh, yaitu sekitar 30 hari setelah tanam. Interval pemupukan 20 hari ini memastikan ketersediaan nutrisi yang konsisten bagi tanaman kentang sepanjang siklus pertumbuhannya.

Untuk setiap pemupukan susulan, gunakan pupuk NPK dengan dosis sekitar 200-250 kg/ha. Dosis ini lebih rendah dibandingkan dengan pemupukan dasar, tetapi tetap mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman kentang. Saat memberikan pupuk, pastikan untuk menyebarkannya secara merata di sekitar tanaman, agar semua tanaman mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang. Pemupukan yang merata juga menghindari penumpukan pupuk di satu tempat yang dapat merusak akar tanaman.

Penyiangan dan Penggemburan Tanah

Penyiangan adalah proses pengendalian gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kentang. Gulma dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kentang dengan cara bersaing dalam menyerap nutrisi, air, dan sinar matahari. Oleh karena itu, penyiangan perlu dilakukan minimal dua kali selama masa tanam kentang. Penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan pertama, yaitu sekitar 30 hari setelah tanam, sementara penyiangan kedua dilakukan 30 hari setelah penyiangan pertama.

Selain mengendalikan gulma, penyiangan juga memiliki fungsi penting dalam menggemburkan tanah di sekitar tanaman kentang. Tanah yang digemburkan melalui proses penyiangan akan memiliki aerasi yang lebih baik, sehingga akar tanaman kentang dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Penggemburan tanah juga memudahkan penyerapan air dan unsur hara oleh akar tanaman. Dengan melakukan penyiangan secara teratur, pertumbuhan tanaman kentang akan lebih sehat dan produktif.

Pengairan yang Optimal

Tanaman kentang membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh optimal, tetapi tidak boleh tergenang. Lakukan pengairan seminggu sekali hingga area budidaya menjadi lembap, tetapi tidak sampai tergenang. Pengairan dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti penyiraman manual dengan gembor, penggunaan sprayer, atau mengalirkan air ke parit di antara bedeng.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit dapat menyerang tanaman kentang dan menurunkan hasil panen. Lakukan pemantauan secara rutin untuk mendeteksi keberadaan hama atau gejala penyakit. Jika ditemukan, segera lakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida yang sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Penyemprotan pestisida dapat dilakukan bersamaan dengan pemupukan atau secara terpisah jika diperlukan.

Panen dan Pascapanen Kentang

Ciri-ciri Kentang Siap Panen

Tanaman kentang siap dipanen ketika daun menguning dan mengering, batang mengering, serta kulit umbi melekat dengan daging dan tidak mengelupas saat digosok. Ciri-ciri ini biasanya muncul sekitar 90-120 hari setelah tanam, tergantung pada varietas kentang yang dibudidayakan.

Teknik Pemanenan

Pemanenan kentang dilakukan dengan menggali tanah di sekitar tanaman menggunakan cangkul atau sekop. Gali secara hati-hati agar umbi kentang tidak terluka atau rusak. Setelah dikeluarkan dari tanah, bersihkan umbi kentang dari tanah yang menempel dan sortir berdasarkan ukuran dan kualitasnya.

Penyimpanan Pascapanen

Setelah dipanen, kentang perlu disimpan dengan baik agar kualitasnya tetap terjaga. Simpan kentang di tempat yang sejuk, kering, dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Hindari penyimpanan di tempat yang lembap atau terkena sinar matahari langsung. Kentang dapat disimpan hingga 2-3 bulan dalam kondisi yang tepat.

Budidaya kentang dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan bagi pemula yang ingin terjun ke sektor pertanian. Dengan mengikuti panduan lengkap cara menanam kentang yang telah diuraikan dalam artikel ini, pemula dapat memulai budidaya kentang dengan lebih mudah dan terarah. Pemilihan lahan yang sesuai, persiapan bibit berkualitas, teknik penanaman yang benar, serta perawatan tanaman yang optimal menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya kentang. 

Selain itu, pemanenan dan penanganan pascapanen yang tepat juga berperan penting dalam menjaga kualitas hasil panen. Dengan dedikasi, ketelitian, dan ketekunan, pemula dapat meraih kesuksesan dalam bisnis budidaya kentang.

Referensi :

  • Hidayat, I. M., & Sulastrini, I. (2015). Teknologi Produksi Benih Kentang dari Sumber Benih Ramah Lingkungan. Jurnal Hortikultura, 25(4), 318-330.
  • Purwanto, E., & Pujiharto. (2018). Peningkatan Produktivitas Kentang Melalui Penerapan Teknologi Pemupukan Berimbang di Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 18(1), 13-21.
  • Sofiari, E., Handayani, T., & Kusmana. (2017). Karakterisasi dan Evaluasi Beberapa Genotipe Kentang untuk Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi. Jurnal Hortikultura, 27(1), 1-10.