Tanaman buah semangka (Citrullus lanatus) adalah salah satu jenis tanaman merambat yang berasal dari daerah Afrika bagian selatan. Tanaman ini termasuk dalam famili Cucurbitaceae, seperti juga labu-labuan, melon, dan ketimun.
Waktu yang baik untuk pertumbuhan adalah di iklim tropis dengan curah hujan yang cukup. Selain mengandung berbagai vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, buah semangka juga terkenal karena memiliki beragam manfaat, seperti mencegah penyakit asma, menurunkan tekanan darah tinggi, dan membantu mengatasi masalah sembelit.
Kandungan likopen didalam daging buah semangka bermanfaat untuk kesehatan jantung dan berperan sebagai anti-inflamasi. Oleh karena itu, banyak petani yang tertarik untuk membudidayakan tanaman ini guna memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi.
Berikut ini adalah uraian lengkap mengenai cara budidaya semangka, mulai dari persiapan hingga pemanenan:
Persiapan Penanaman
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan penanaman tanaman adalah:
1. Pemilihan Benih
Jenis benih menentukan kualitas dan produktivitas. Oleh karena itu, pemilihan benih yang tepat sangat penting dilakukan sebelum memulai budidaya. Ada dua jenis benih yang biasa digunakan, yaitu benih triploid dan benih diploid atau haploid.
Benih triploid merupakan benih tanpa biji dengan cangkang biji yang sangat keras. Keunggulannya adalah dapat menghasilkan buah tanpa biji sehingga lebih disukai konsumen. Namun, benih ini sulit disemai karena cangkang bijinya yang keras sehingga perlu diberi sayatan terlebih dahulu agar dapat tumbuh tunas dan akar dengan baik.
Sementara itu, benih diploid atau haploid adalah benih yang berbiji. Kelemahannya adalah buah yang dihasilkan berbiji sehingga kurang disukai konsumen. Namun, benih ini lebih mudah disemai karena bijinya tidak terlalu keras sehingga mudah membelah saat berkecambah.
Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari kedua jenis benih tersebut, petani dapat memilih jenis benih yang paling sesuai untuk dibudidayakan. Pemilihan benih yang tepat akan sangat menentukan kualitas dan produktivitas.
2. Persemaian Benih
Cara persemaian yang baik adalah dengan merendam benih dalam larutan zat pengatur tumbuh selama 10 jam, lalu diperam dalam amplop coklat atau koran selama 1-2 hari sampai muncul akar. Kemudian, pindahkan benih berkecambah tersebut ke kantong plastik atau polibag untuk proses penyemaian lebih lanjut.
Atur kantong persemaian agar keadaan benih mendapat sinar matahari penuh. Beri naungan plastik transparan seperti rumah kaca mini dan lakukan pemupukan melalui daun setiap 3 hari sekali. Setelah berumur 14 hari, bibit siap ditanam di lahan.
3. Pengolahan Lahan
Lakukan pembersihan lahan dari gulma atau sisa tanaman sebelumnya. Bila lahan bekas tanaman lain, pastikan tidak ada hama atau penyakit yang masih tertinggal. Kemudian, bajak atau cangkul tanah hingga gembur dengan struktur tanah yang baik.
Taburkan pupuk kandang atau kompos agar kesuburan tanah tetap terjaga. Tambahkan kapur atau dolomit jika diperlukan untuk menetralkan pH tanah sesuai standar pertumbuhan.
Selanjutnya buat bedengan dengan lebar 7-8 meter dan ketinggian disesuaikan untuk memudahkan drainase. Bedengan dibuat mengarah ke utara-selatan agar pencahayaan merata.
Teknik Penanaman
Beberapa hal penting dalam tahap penanaman, antara lain:
1. Pola Tanam
Dalam membudidayakan semangka, pemilihan pola tanam yang tepat sangat penting dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Sistem pola tanam yang dianjurkan untuk tanaman ini adalah pola tanam tumpang sari atau polikultur.
Pola tanam tumpang sari merupakan sistem budidaya dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman pada area garapan yang sama dalam waktu bersamaan. Keuntungan sistem ini antara lain pemanfaatan lahan lebih optimal, pengendalian hama dan gulma lebih mudah, serta peningkatan produktivitas lahan secara keseluruhan. Beberapa contoh tanaman yang cocok dibudidayakan secara tumpang sari dengan tanaman ini di antaranya kacang-kacangan, cabai, bawang merah, ketimun, kangkung, bayam, dan tanaman pagar.
Tanaman kacang-kacangan misalnya kedelai, kacang tanah, ataupun kacang hijau dapat menjadi sumber pupuk alami bagi tanaman. Selain itu, penanaman cabai, bawang merah, ketimun, atau sayuran hijau seperti kangkung dan bayam pada barisan antara bedengan dapat meningkatkan efisiensi dan diversifikasi hasil panen dari luasan lahan yang dikelola. Adapun tanaman pagar berfungsi mencegah hama masuk areal budidaya. Dengan demikian, sistem tumpang sari merupakan pilihan pola tanam terbaik untuk mengoptimalkan budidaya dan produktivitas.
2. Jarak Tanam
Jarak tanam yang dianjurkan untuk tanaman adalah 100 x 150 cm. Jarak tanam ini sudah memperhitungkan ruang optimal bagi pertumbuhan akar, batang, daun, serta perkembangan buah tanaman.
Dengan menerapkan jarak tanam 100 cm antar tanaman dalam barisan dan 150 cm antar barisan, maka dalam 1 hektar lahan dapat menampung sekitar 6.600 tanaman. Jumlah populasi ini sudah cukup ideal untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan generatif secara maksimal. Sehingga dengan jarak tanam tersebut, produktivitas lahan dapat dimaksimalkan.
Adapun jika jarak tanam terlalu rapat, maka persaingan unsur hara dan cahaya matahari antar tanaman akan semakin tinggi yang berdampak pada terhambatnya pertumbuhan dan berkurangnya produktivitas. Sebaliknya, jika jarak tanam terlalu lebar maka lahan menjadi kurang efisien serta membutuhkan pemeliharaan yang lebih intensif.
3. Cara Penanaman
Lubangi bedengan satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman sekitar 10 cm. Pastikan jarak lubang tanam sesuai dengan rekomendasi, yaitu 100 x 150 cm. Ukuran lubang tanam 10 cm ini sudah mencukupi untuk menampung bibit semangka.
Kemudian, pindahkan bibit yang berumur 14 hari dari persemaian ke lubang tanam yang telah disiapkan. Pindahkan bibit beserta media tanamnya agar akar tanaman tidak terganggu. Sebelum memindahkan, sirami terlebih dahulu bibit di persemaian untuk mempermudah pengambilan bibit beserta media tanamnya. Pastikan bibit ditanam dengan baik di tengah lubang dan media tanam menyatu dengan tanah lapisan bawah. Setelah selesai penanaman, sirami kembali bibit agar cepat beradaptasi dan tumbuh di lapangan.
Pemeliharaan
Agar tanaman semangka dapat tumbuh optimal, beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan yaitu:
1. Penyulaman
Penyulaman perlu dilakukan pada bibit yang mati atau tidak tumbuh normal. Waktu penyulaman yang ideal adalah 3-10 hari setelah tanam. Gunakan bibit cadangan dari persemaian yang masih segar dan sehat.
Pastikan bibit penyulaman yang digunakan masih berumur muda, sekitar 14-21 hari. Hindari menggunakan bibit penyulaman yang sudah tua dan berukuran besar karena akan mengalami growh shock saat beradaptasi di lapangan. Siapkan bibit penyulaman dalam jumlah yang cukup dengan pertumbuhan seragam agar tidak ada lagi tanaman kosong atau mati setelah masa penyulaman.
2. Pemangkasan
Pangkas bagian tanaman yang terserang hama penyakit, mati, atau tidak produktif secara rutin. Tujuannya untuk meminimalisir penyebaran hama dan penyakit serta mendongkrak produktivitas.
Pemangkasan juga bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman agar pertumbuhan lebih terarah. Pangkas bagian tanaman yang tumbuh terlalu rimbun agar cahaya matahari dan sirkulasi udara tetap lancar ke seluruh bagian tanaman. Bagian tanaman yang terlalu rimbun rawan terhadap serangan jamur dan hama. Lakukan pemangkasan secara hati-hati agar tanaman tidak stress.
3. Sanitasi Lahan
Bersihkan lahan dari gulma, bekas tanaman, atau genangan air. Saluran drainase juga perlu dibersihkan secara berkala agar fungsinya maksimal.
Sanitasi lahan penting dilakukan untuk menciptakan kondisi lahan yang bersih dan bebas hama penyakit. Selain membersihkan gulma dan sisa tanaman, pastikan tidak ada genangan air yang dapat memicu perkembangbiakan lalat buah dan penyakit embun tepung.
Lakukan sanitasi lahan secara rutin 1-2 minggu sekali. Bila perlu, semprot insektisida nabati seminggu sekali untuk mencegah serangan OPT pada tanaman semangka.
4. Pengairan
Kecukupan air penting bagi pertumbuhan buah. Siram tanaman setiap hari menjelang berbunga hingga pembungaan selesai. Namun, kurangi penyiraman saat buah sudah terbentuk hingga masak untuk menghindari busuk dan pecah.
Penyiraman dilakukan menggunakan gembor atau alat penyiraman lainnya. Hindari menyiram bagian bunga dan buah secara langsung. Gunakan mulsa plastik hitam perak untuk menjaga kelembaban tanah dan mengurangi penguapan air. Beri air secukupnya, hindari genangan air yang dapat memicu perkembangan jamur akar.
5. Pemupukan
Lakukan pemupukan NPK dan ZK secara berkala, yaitu pada umur 5, 15, dan 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk berkala ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman semangka pada setiap fase pertumbuhannya.
Dosis dan takaran pupuk per hektar yang diberikan disesuaikan dengan kondisi kesuburan tanah serta kebutuhan nutrisi tanaman. Umumnya, dosis pupuk NPK diberikan lebih banyak pada fase vegetatif, yakni awal pertumbuhan. Adapun pemberian pupuk ZK lebih banyak pada fase generatif untuk mendukung pertumbuhan bunga dan buah.
6. Pemeliharaan Buah
Saat buah terbentuk, lakukan pembalikan buah secara rutin agar warna dan bentuk buah merata serta terhindar dari busuk. Tindakan ini dilakukan dengan hati-hati agar buah tidak rusak atau putus dari tangkainya. Pembalikan buah sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali.
Buah yang tidak sempurna bentuknya juga perlu dipangkas agar tanaman lebih fokus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk buah yang lebih berkualitas. Pangkas buah yang ukurannya jauh lebih kecil dan pertumbuhannya terhambat agar nutrisi dan energi tanaman terfokus pada buah lain yang lebih optimal.
Lakukan penyemprotan fungisida nabati secara berkala guna mencegah serangan jamur dan kutu kebul pada buah. Pastikan buah terbebas dari OPT agar diperoleh hasil panen dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal.
Cara Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman semangka antara lain penggerek buah, lalat buah, dan penyakit embun bulu. Untuk mencegah dan mengatasinya dapat dilakukan beberapa hal berikut:
1. Gunakan varietas tahan hama dan penyakit 2. Lakukan sanitasi lingkungan secara rutin 3. Pasang perangkap hama seperti pheromone trap 4. Semprot pestisida hayati atau nabati secara teratur 5. Pangkas dan buang bagian tanaman sakit secara dini
Dengan pemeliharaan yang intensif, serangan hama dan penyakit pada tanaman semangka dapat ditekan hingga 5% saja.
Panen dan Pascapanen
1. Waktu Panen
Buah ini umumnya dapat dipanen pada umur 85-95 hari setelah tanam. Ciri buah yang siap petik yaitu : - Kulit mengkilat dan berwarna sesuai varietas - Bunyi berdentum saat diketuk - Tangkai buah mudah diputuskan
2. Cara Panen
Petik buah dengan tangan atau menggunakan pisau. Potong sekitar 2-5 cm dari tangkai buah dengan hati-hati.
3. Pascapanen
Setelah dipanen, buah langsung didinginkan dengan suhu sekitar 10-15 derajat Celcius selama beberapa hari agar dapat bertahan lama selama pengiriman maupun pemasaran.
Perawatan yang intensif pada setiap tahapan budidaya menjadi kunci keberhasilan panen semangka berkualitas prima dengan produktivitas yang maksimal.