Pupuk tidak selamanya sulit untuk didapatkan dan pupuk juga bisa berasal dari bahan organik yang paling dekat dengan kita. Yah, limbah rumah tangga. Bayangkan saja, cangkang telur, sisa potongan sayuran dan berbagai macam kulit buah menumpuk dalam satu wadah, menjijikkan bukan?. Limbah rumah tangga tidak hanya menyebabkan bau yang tidak sedap di rumah, namun juga menyebabkan efek rumah kaca yang tak kalah penting. Kok bisa?
Bahan Organik di TPA Menyebabkan Efek Rumah Kaca
Limbah rumah tangga yang 70-80% terdiri dari bahan organik itu ternyata bisa mengakibatkan perubahan iklim yang luar biasa, seperti yang kita rasakan saat ini. Lah kok bisa? Ya bisalah. Bahan organik dari limbah rumah tangga yang berakhir di TPA akan mengalami pembusukan secara alami. Proses pembusukan ini akan menimbulkan bau yang tidak sedap dari gas metan yang terkandung dari setiap bahan organik. Semakin banyak bahan organik yang menumpuk dan mengalami pembusukan, maka semakin banyak pula gas metan yang menumpuk dan akhirnya terakumulasi di udara sehingga dapat merusak lapisan ozon bumi kita ini. Coba bayangkan berapa banyak gas metan yang akan dihasilkan dari tumpukan sampah seluruh penduduk Indonesia? Mengerikan juga bukan? Lantas, apa yang harus kita lakukan?
Salah satu cara yang paling sederhana untuk mengatasi permasalahan limbah rumah tangga, yaitu mengolah limbah rumah tangga menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Misalnya saja membuat pupuk organik cair dari bahan organik yang ada di limbah rumah tangga kita. Berikut langkah-langkah membuat pupuk organik cair dari limbah rumah tangga:
Pembuatan Pupuk Organik Cair
1. Pemilahan Sampah Rumah Tangga
Pemilahan limbah rumah tangga adalah tahap yang paling penting sebelum memulai membuat pupuk organik cair. Pasalnya, jika bahan organik dan non organik tercampur akan bermasalah juga bagi tanah dan tanaman. Proses fermentasi pembuatan pupuk pastinya akan terganggu oleh bahan non organik, jadi sebelum membuat pupuk organik cair, alangkah baiknya untuk memilah sampah rumah tangga kita terlebih dahulu. Ada dua komponen bahan di dalam limbah rumah tangga, yaitu bahan organik dan non organik. Misalnya bahan non-organik, botol minuman, plastik kemasan makanan dan minuman cepat saji dan masih banyak lagi dikesampingkan dulu,. Bahan organik seperti cangkang telur, kulit pelbagai buah-buahan, tulang ikan, cucian beras, kulit dan sisa potongan sayuran, pokoknya semua bahan yang bisa mengalami pembusukanlah. Nah, bahan organik seperti itulah yang hanya bisa kita olah menjadi pupuk organik cair. Pisahkan bahan organik dan non-organik yang ada di sampah, kemudian sebisa mungkin untuk menyiapkan wadah lain untuk menampung bahan organik ini.
2. Pembuatan Pupuk Organik Cair
Setelah bersedia lelah untuk memilah-milah sampah dan mencium bau tidak sedap yang menyengat, selanjutnya bahan organik yang telah dipilah langsung bisa kita proses untuk dijadikan pupuk organik cair.
Pertama, rajam atau potong kecil-kecil bahan organik yang anda temui, karena semakin kecil potongan bahan organik maka semakin cepat juga proses dekomposisi(pembusukan) dan fermentasi.
Kedua, setelah dipotong menjadi lebih kecil, bahan organik di satukan dalam wadah. Ember boleh, tong boleh, pokoknya semua wadah boleh asalkan penutupnya ada yah.
Ketiga, campur bahan organik yang telah dicampur dengan air bersih dengan perbandingan 3:1, mengapa demikian? Karena kita akan membuat pupuk organik cair yah, bukan pupuk kompos atau pupuk padatan yang lain.
Keempat, sediakan gula merah atau gula pasir sebanyak 3-5 sendok kemudian cairkan lalu campur dan aduk bersama bahan organik yang telah tercampur dengan air. Gula merah atau gula pasir dalam hal ini berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroorganisme. Kelima sekaligus yang terakhir, anda harus menyiapkan ongkos untuk membeli EM4 pertanian. EM4 atau yang biasa disebut sebagai mikroorganisme lokal ini memiliki fungsi untuk mengurai bahan organik secara alami menjadi hara tersedia bagi tanaman. Takaran untuk pemakaian EM4 ini, biasanya paling banyak dipakai 1-2 sendok makan kemudian larutkan juga bersama bahan organik yang sudah tercampur dengan air dan gula.
Setelah itu, aduk dengan rata kemudian tutup wadah dengan rapat dan diamkan hingga 2-3 bulan. Pada proses inilah mikroorganisme akan bekerja mengurai bau yang awalnya tidak sedap menjadi bau yang lebih mendingan dan yang lebih penting mengurai unsur hara pada bahan organik. Proses inilah yang biasanya disebut sebagai proses fermentasi. Kita hanya perlu untuk membuka penutup wadah sekali saja setiap 2 pekan.
3. Pemanenan
Setelah 3 bulan, pupuk organik cair langsung bisa kita panen dengan cara menyaring air dan sisa padatannya. Nah, air dari hasil saringan inilah yang kita manfaatkan sebagai pupuk karena hara pada bahan organik akan keluar dan tercampur dengan larutan pupuk. Pupuk organik cair ini bisa kita pakai hingga berbulan-bulan yah, tergantung berapa banyak kita pakai untuk tanaman. Lalu, sisa padatan pupuk organik yang sudah kita buat mau diapakan? Sisa padatan pupuk organik cair juga bisa kita manfaatin dengan mencampurkannya langsung ke tanah yah, walaupun hara pada sisa padatan pupuk organik cair ini sangatlah sedikit. Yah daripada terbuang sia-sia, mending dicampur saja ke tanah.
Manfaat Pupuk Organik Cair
Pupuk Organik cair memiliki banyak manfaat, bukan hanya sebagai hara bagi tanaman tapi juga menyehatkan tanah. Mikroorganisme di dalam tanah akan lebih banyak sehingga dapat membantu proses pertumbuhan tanaman. Selain itu, tingkat kemasaman tanah juga akan lebih stabil jika tanah diberikan pupuk organik cair serta struktur dan kegemburan tanah juga tentunya akan lebih baik.
Jika kamu punya bunga-bungaan di rumah, pupuk organik cair ini akan sangat berguna untuk menyuburkannya. Ibu pasti senang kalau bunga aglonema merahnya terlihat subur dan merona, silahkan dicoba yah.