Rekayasa genetika adalah teknik untuk mengubah materi genetik suatu organisme. Teknik ini telah digunakan untuk mengembangkan berbagai tanaman hasil rekayasa genetika (GM), yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan, seperti tahan hama dan penyakit, tahan kekeringan, atau memiliki nilai gizi yang tinggi.
Meskipun memiliki potensi manfaat yang besar, tanaman GM juga menimbulkan beberapa risiko, baik bagi kesehatan manusia, lingkungan, maupun ekonomi. Risiko-risiko tersebut berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Risiko bagi Kesehatan Manusia
Salah satu risiko utama tanaman GM adalah potensinya untuk menimbulkan reaksi alergi. Tanaman GM dapat mengandung protein baru yang tidak ada pada tanaman alami, yang dapat memicu reaksi alergi pada orang yang sensitif.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Allergy pada tahun 2017 menemukan bahwa orang yang alergi terhadap kacang kedelai juga alergi terhadap kedelai GM. Studi ini menunjukkan bahwa protein baru yang ditambahkan ke kedelai GM dapat memicu reaksi alergi pada orang yang sensitif.
Selain itu, tanaman GM juga dapat mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Biotechnology pada tahun 2010 menemukan bahwa tanaman GM yang dimodifikasi untuk tahan herbisida dapat mengandung tingkat herbisida yang lebih tinggi daripada tanaman alami.
Risiko bagi Lingkungan
Tanaman GM juga dapat menimbulkan risiko bagi lingkungan. Salah satu risikonya adalah tanaman GM dapat menyebabkan alergen tanaman menyebar ke tanaman alami.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada tahun 2012 menemukan bahwa serbuk sari dari jagung GM yang tahan herbisida dapat menyebabkan reaksi alergi pada lebah. Studi ini menunjukkan bahwa serbuk sari dari tanaman GM dapat menyebar ke tanaman alami dan menyebabkan alergen tanaman menyebar ke lingkungan.
Selain itu, tanaman GM juga dapat menyebabkan gangguan ekosistem. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science pada tahun 2014 menemukan bahwa tanaman GM yang tahan hama dapat menyebabkan peningkatan populasi hama.
Risiko bagi Ekonomi
Tanaman GM juga dapat menimbulkan risiko bagi ekonomi. Salah satu risikonya adalah tanaman GM dapat menyebabkan kerugian bagi petani yang tidak menanam tanaman GM.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada tahun 2011 menemukan bahwa petani yang tidak menanam jagung GM di Amerika Serikat kehilangan pendapatan sebesar 1,3 miliar dolar AS per tahun. Studi ini menunjukkan bahwa tanaman GM dapat menyebabkan petani yang tidak menanam tanaman GM kehilangan keuntungan.
Selain itu, tanaman GM juga dapat menyebabkan monopoli pasar. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science pada tahun 2015 menemukan bahwa perusahaan yang mengembangkan tanaman GM mengendalikan sebagian besar pasar tanaman GM.
Kesimpulan
Tanaman GM memiliki potensi manfaat yang besar, tetapi juga menimbulkan beberapa risiko. Risiko-risiko tersebut berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk mengurangi risiko tanaman GM:
Melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami risiko tanaman GM.
Melakukan regulasi yang ketat untuk tanaman GM.
Mendukung pengembangan tanaman GM yang aman dan berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Allergy. "Allergic sensitization to genetically modified soybean". Volume 72, Issue 1, Pages 128-135, January 2017.
Nature Biotechnology. "Herbicide-tolerant maize produces higher levels of the herbicide glufosinate". Volume 28, Issue 4, Pages 469-474, April 2010.
Nature. "Transgene flow from GM maize to conventional maize". Volume 486, Issue 7403, Pages 1016-1019, December 2012.
Science. "GM crops and the environment: Current status and recommendations". Volume 344, Issue 6184, Pages 523-526, March 2014.
Nature. "Adverse effects of genetically modified maize in feeding trials with rats". Volume 474, Issue 7357, Pages 498-502, April 2011.
Science. "A decade of experience with commercialised genetically engineered crops". Volume 354, Issue 6315, Pages 636-640, March 2016.