Bertani

Cara Menanam Sawi Hijau

Cara Menanam Sawi - Sawi hijau (Brassica juncea L.

47

Cara Menanam Sawi - Sawi hijau (Brassica juncea L.) adalah salah satu jenis sayuran daun berwarna hijau yang sudah sangat akrab dalam kuliner Indonesia. Selain rasanya yang enak dan cara pengolahannya mudah, sawi hijau juga mengandung banyak manfaat bagi tubuh jika dikonsumsi secara rutin. Kandungan vitamin, mineral, antioksidan dan senyawa bioaktif lain pada sawi hijau berperan vital dalam mendukung kesehatan sehari-hari.

Secara umum, sawi hijau mengandung vitamin C, vitamin K, folat, kalsium, kalium, zat besi dan magnesium yang sangat bermanfaat. Vitamin C pada sawi hijau berperan sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Sawi hijau juga kaya serat, yang dapat mendukung proses pencernaan dan kesehatan usus. Selain itu sawi hijau juga rendah kalori, sehingga cocok untuk program diet. Kandungan gizi pada sawi hijau jugalah yang menjadi alasan utama mengapa sawi hijau begitu populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan.

Cara Menanam Sawi

Sebelum mulai menanam sawi, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan agar budidaya sawi berhasil optimal, di antaranya:

Pemilihan jenis sawi yang sesuai 

Ada beberapa varietas sawi yang bisa ditanam seperti sawi hijau, sawi putih, sawi bokor, sawi tahun, dan sawi ungu. Pemilihan varietas disesuaikan dengan selera, iklim dan jenis lahan yang tersedia. Pastikan memilih varietas unggul adaptif terhadap lingkungan setempat.

Pemilihan benih yang berkualitas 

Gunakan benih sawi dari varietas unggul bersertifikat untuk hasil maksimal. Pastikan benih fresh, tidak kadaluwarsa, serta bebas dari hama dan penyakit. Benih sawi dapat diperoleh di toko pertanian atau UPB di daerah setempat.

Persiapan lahan tanam 

Pastikan lahan cukup mendapat sinar matahari. Buat bedengan tanam, lalu campur tanah dengan pupuk organik/kompos dengan perbandingan 2:1. Atur pH tanah agar netral (pH 6-7) dan pastikan drainase lancar.

Pemilihan waktu tanam 

Waktu tanam yang ideal untuk sawi adalah pada awal atau akhir musim penghujan agar tanaman tidak kekeringan. Suhu rata-rata 20-30 derajat Celsius juga cocok untuk pertumbuhan tanaman sawi.

Penyemaian Benih

Proses perendaman benih 

Sebelum disemai, benih sawi perlu direndam terlebih dahulu selama 8-12 jam dalam air bersih. Tujuan perendaman adalah untuk memastikan daya kecambah benih tetap optimal. Buang benih yang terapung karena daya tumbuh lemah.

Penyemaian benih dalam polybag 

Isi polybag persemaian dengan media campuran tanah, pupuk kandang dan arang sekam (2:1:1). Buat lubang semai sedalam 1 cm lalu isi dengan benih, jarak antar benih 3 cm dalam barisan. Tutup dengan tanah tipis dan siram agar media lembap.

Perawatan benih hingga tunas muncul 

Pastikan kondisi media semai selalu lembab, terutama beberapa hari pertama. Lindungi polybag dari terik matahari langsung menggunakan paranet. Dalam 7-10 hari, benih akan tumbuh tunas yang siap dipindahkan.
 

Persiapan Lahan

Pembersihan dan perbaikan struktur tanah

Bersihkan lahan dari gulma, batu dan sampah. Lakukan pencangkulan tanah setidaknya 20 cm untuk memperbaiki struktur. Pastikan tanah gembur dengan drainase lancar agar akar dapat berkembang dengan baik.

Pembuatan lubang tanam  

Buat lubang tanam dengan ukuran 20x20x20 cm. Jarak antar lubang tanam adalah 40 cm untuk tanah subur atau 50 cm pada tanah miskin unsur hara. Pastikan kedalaman lubang tanam seragam agar air dan unsur hara terserap maksimal.

Penambahan pupuk organik

Tambahkan pupuk kandang atau kompos dengan takaran 2-3 kg per lubang tanam. Campur rata dengan tanah sekeliling lubang. Fungsinya untuk memperbaiki struktur, menyuburkan, dan memperbaiki daya pegang air tanah agar akar sawi tumbuh optimal.

Penanaman Tunas Sawi

Tunas yang akan ditanam terlebih dahulu diseleksi memastikan kondisinya cukup kuat dan sehat serta bebas hama penyakit. Tunas sawi umur 10-15 hari setelah semai dengan 4-5 helai daun adalah ideal untuk ditanam ke lapangan. Sebelum penanaman, hardening perlu dilakukan dengan memaparkan bibit pada sinar matahari langsung selama 7-10 hari agar lebih adaptif di lapangan.

Saat membuat lubang tanam pastikan menggunakan kedalaman 20 cm dan lebar 20x20 cm agar akar dapat berkembang dengan baik. Jarak tanam untuk sawi hijau dapat menggunakan 40x60 cm agar sirkulasi udara dan sinar matahari tetap optimum. Jarak tanam bisa diperlebar pada lahan kurang subur.

Setelah bibit ditanam, tambahkan pupuk kompos atau pupuk organik cair dengan takaran 100 ml per lubang tanam. Pupuk kompos kaya unsur hara makro dan mikro untuk mendukung pertumbuhan optimal bibit sawi. Perhatikan juga agar bagian leher akar tidak tertutup tanah agar aerasi tetap lancar ke perakaran.

Perawatan Tanaman

Tanaman sawi membutuhkan paparan sinar matahari penuh minimal 6 jam per hari. Hindari menanam di tempat yang terlalu teduh agar pertumbuhan tunas dan daun tetap optimal. Bila perlu, tanaman dapat dinaungi di siang hari bila terlalu terik dengan suhu udara tinggi. Pastikan sirkulasi udara juga tetap lancar dengan cara memangkas daun bawah jika terlalu rimbun.

Pola penyiraman yang tepat juga penting agar hasil panen maksimal. Pada fase awal pertumbuhan, penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Setelah tanaman berumur lebih dari 3 minggu, cukup disiram sekali sehari pada pagi atau sore hari sesuai kondisi cuaca dan kelembaban tanah.

Selain air, kebutuhan nutrisi tanaman juga perlu dipenuhi melalui pemupukan berkala. Gunakan pupuk NPK dengan imbangan 15:15:15 yang diberikan setiap 2 minggu sekali. Takarannya 25 gram/liter air, 20 ml larutan per tanaman. Pupuk organik cair juga bisa menjadi alternatif sumber nutrisi bagi tanaman.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Dalam rangka pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan, disarankan untuk menggunakan pestisida organik atau hayati seperti minyak serai, minyak nimba (neem), biji mimba ataupun ekstrak daun pepaya yang bersifat toksik bagi serangga namun aman digunakan di pertanian organik. Bila populasi hama/penyakit masih rendah, upaya ini bisa menjadi solusi efektif tanpa resiko pencemaran lingkungan.

Langkah pencegahan lain yang perlu dilakukan antara lain penanaman secara terpisah dari famili sayuran lain untuk memutus siklus hama, menjaga kebersihan lingkungan tanam, menggunakan jaring atau mulsa untuk mencegah serangga, serta menanam tanaman repelen seperti bawang putih, serai dan cengkeh di pinggir bedengan tanam.

Memantau kesehatan dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) juga mutlak dilakukan paling tidak 2 kali dalam seminggu. Bila ada gejala serangan dini, segera dipangkas bagian tanaman yang terserang dan dimusnahkan agar penyebarannya terhenti. Peluang keberhasilan pengendalian OPT akan lebih tinggi bila langkah-langkah tersebut dilakukan secara konsisten.

Masa Panen

Waktu panen sawi umumnya berkisar 45-55 hari setelah pindah tanam. Ciri sawi siap panen yaitu daun telah cukup besar, masih kompak menguncup, dan tidak ada tanda-tanda berbunga. Panen dilakukan pada pagi atau sore hari agar kadar air rendah dan daya simpan lebih tahan lama.

Teknik pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman secara manual maupun semi-otomatis. Gunakan pisau bergagang untuk memotong akar guna mempermudah proses pemanenan. Letakkan hasil panen dalam keranjang/wadah untuk penanganan lanjutan.

Pasca panen, bersihkan dan sortasi produk panen berdasarkan tingkat kesegaran guna seleksi kualitas pengiriman atau penyimpanan. Selanjutnya lakukan pendinginan/refrigerasi dengan suhu 0-5 derajat C hingga pasca distribusi agar mutu produk tetap optimal. Penjualan sawi lebih baik dimulai 1 hari setelah panen untuk hasil maksimal.

Manfaat dan Kandungan Gizi Sawi

Sawi hijau memiliki beragam kandungan gizi serta senyawa fitokimia yang bermanfaat bagi tubuh. Antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, lutein, zeaxanthin dan beta karoten berperan menangkal radikal bebas yang bersifat merusak sel-sel tubuh. Kandungan mineral seperti kalsium, kalium dan magnesium juga penting untuk kesehatan tulang serta enzim metabolisme dalam tubuh.

Secara rinci, sawi hijau mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin K, folat, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, serta antioksidan lain seperti glukosinolat, flavonoid dan fenolik. Satu cangkir sawi hijau terkukus memenuhi over 100% kebutuhan vitamin C dan vitamin K harian. Sawi hijau juga rendah lemak jenuh serta bebas kolesterol sehingga aman dikonsumsi penderita hipertensi & jantung.

Berkat kandungan gizi serta antioksidannya yang lengkap, sawi hijau bermanfaat menurunkan peradangan, mencegah kanker, menjaga kesehatan mata, melancarkan pencernaan serta meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan.

Penutup

Secara keseluruhan, kunci sukses dalam budidaya sawi hijau meliputi pemilihan varietas unggul, penyiapan lahan dan media tanam, penyemaian benih, penanaman dengan jarak tanam ideal, pemupukan NPK secara berkala, penyiraman teratur, pengendalian hama dan penyakit secara hayati, hingga panen tepat waktu serta penanganan pasca panen yang baik. 

Dengan menerapkan seluruh prosedur cara menanam sawi dengan runut dan tepat, maka akan diperoleh hasil panen sawi yang optimum dalam jumlah besar dan kualitas terbaik. Teknik budidaya cara menanam sawi hijau ini sangat cocok untuk pemula maupun penanaman skala rumah tangga.

Demikianlah Artikel tentang cara menanam sawi hijau yang sudah dijelakan secara detail oleh perkebunan.org, semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi bagi kamu yang ingin memulai menanam sawi hijau, baik itu hanyak sekedar hobi, maupun bagi kamu yang serius menekuni bisnis pertanian sawi hijau.

Follow Perkebunan Indonesia Di Google news