Kebun

Cara Asyik Berkebun di Lahan Sempit

Bagi orang yang memiliki sebidang tanah, berkebun tentu menjadi aktivitas yang cukup mengasyikkan.

36

Bagi orang yang memiliki sebidang tanah, berkebun tentu menjadi aktivitas yang cukup mengasyikkan. Salah satu alasannya dapat menghilangkan stres sekaligus merasakan segala sesuatu kebaikan tentang alam. Namun ada juga yang beranggapan berkebun menjadi mustahil apabila kita tinggal di perumahan padat atau kota besar yang sama sekali tidak memiliki lahan pertanian, seperti apartemen.

Padahal sejatinya, berkebun tak membutuhkan tanah luas. Bahkan bisa dilakukan hanya dengan bermodalkan teras atau balkon sempit. Penasaran bagaimana caranya? berikut ulasannya.

Persiapan Berkebun di Lahan Sempit

Sebelum masuk ke pembahasan utama, yang harus menjadi perhatian disini adalah komitmen. Artinya, seperti yang disebutkan diatas, lahan bukan menjadi patokan utama. Konsep yang harus dimiliki tergantung situasi dan tempat kita dalam berkebun. Karena sejatinya, berkebun di lahan sempit tidak membutuhkan syarat tertentu.

Pertimbangkan juga apakah kita memiliki waktu untuk mengurus kebun-kebun kita. Hal ini karena aktivitas berkebun sama artinya dengan bersentuhan dengan makhluk hidup. Seperti kita yang membutuhkan perawatan, perhatian dan kasih sayang. Contohnya, jika ingin cepat panen bawang putih, tentu kita harus memiliki waktu, dan tenaga agar tanaman bawang kita dapat memberikan hasil panen yang maksimal.

Selain komitmen dan waktu, hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah perencanaan, memilih tanaman, menggunakan wadah bekas, dan terakhir memilih metode penanaman.

A. Perencanaan

Banyak sekali ide-ide berkebun di lahan sempit yang bisa kita terapkan. Misalnya, untuk orang yang tinggal di apartemen, balkon atau teras bisa dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas pertanian. Tentunya, hal ini akan berbeda dengan orang yang tinggal di perumahan padat dengan lahan terbatas. Rencanakan semuanya dengan baik, jangan sampai aktivitas berkebun kita malah memakan banyak tempat.

Jika tidak memiliki ide untuk memulai aktifitas kita, manfaatkan media sosial sebagai ladang inspirasi. Disana, ada banyak ide menarik yang dapat kita contoh. Beberapa diantaranya seperti Berkebun Yuk, Asik Berkebun, Marik Berkebun di Rumah, Hidroponik dari Rumah, Nursan Ganrden, Kebun Candi, Nilaqonita Sudan, Yudhi Puspa Tia, dan Kebun Murty Sayur Mayur. Perencanaan juga dibutuhkan untuk mengatur seberapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk mengembangkan hobi ini.

B. Memilih Tanaman

Memilih tanaman yang pas dengan kondisi kita adalah opsi kedua setelah perencanaan. Sarannya, pilih tanaman yang berkaitan dengan kebutuhan di rumah. Alasannya karena selain dapat dijadikan sebagai penghias ruangan karena dapat mempercantik rumah, jenis tanaman ini juga dapat menghemat pengeluaran, karena hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain seperti untuk kebutuhan bumbu dapur, memenuhi asupan serat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.

Untuk urusan benih, jangan khawatir karena sudah banyak tersedia di marketplace atau toko pertanian di sekitar tempat tinggal. Harganya pun cukup terjangkau dan ramah di kantong. Mulai dari Rp760 per 2 biji benih buah-buahan sampai Rp20.000 per 25 jenis bibit untuk jenis sayuran.

C. Menggunakan Wadah Bekas

Jika ada wadah yang tidak terpakai seperti kaleng, botol, ban, tangki air, palet dan pipa paralon, sebaiknya manfaatkan itu semua untuk dijadikan sebagai tempat tanaman kita. Hal ini karena memanfaatkan barang bekas untuk wadah tanaman jauh lebih baik jika dibandingkan ketika kita harus membelinya. Agar terlihat tak biasa, wadah bekas tersebut tinggal kita kreasikan sedemikian rupa hingga memiliki tampilan yang cantik dan enak dipandang.

D. Metode Penanaman

1. Metode Vertikultur

Poin pertama ini bernama metode vertikultur yang artinya berkebun dengan memanfaatkan lahan sempit dan terbatas dengan cara vertikal atau bertingkat untuk kebutuhan berkebun baik di dalam maupun luar ruangan. Selain tak membutuhkan lahan, keuntungan lain yang akan kita dapatkan yakni mudah dipindah karena media tanamnya juga diambil dari barang-barang yang tidak terpakai lagi seperti kaleng bekas, botol bekas, pipa, bekas penampung air, ban bekas dan barang lainnya.

Hal ini akan berguna jika kita mudah bosan dengan tata letak tanaman yang itu-itu saja. Prinsip metode ini adalah tanaman tumbuh dalam wadah yang mudah dibawa-bawa atau bukan ditempatkan pada area pertanian.

Dengan metode vertikultur, rumah kita juga terlihat cantik karena dapat dijadikan sebagai hiasan selain dari fungsi utamanya yakni menghasilkan bahan makanan dan kebutuhan dapur. Syaratnya tentu tanaman harus disusun dengan rapi sehingga rumah menjadi enak dipandang. Jenis tanaman yang pas dengan metode ini seperti kangkung, sawi, pakcoy, sawi manis dan lainnya.

Selain itu metode vertikultur juga memiliki keuntungan seperti:

  • Minim hama
  • Minim gulma
  • Tak banyak membutuhkan pupuk

Untuk contoh penerapannya, kita bisa memanfaatkan pipa paralon dengan ukuran 4 cm. Beri lubang lalu tekuk di beberapa sisi sebagai tempat bibit yang sebelumnya sudah disemai. Agar bisa berdiri, lekatkan bawah pipa menggunakan semen pada pot atau kaleng. Setelah kering masukkan media tanam hingga memenuhi batang paralon. Terakhir, letakkan bibit pada lubang yang tersedia.

2. Metode Tabulampot

Penerapan metode tabulampot atau tanaman buah dalam pot sudah banyak dilakukan masyarakat. Prinsip media tanam ini sebagai tempat tumbuhnya akar sekaligus menopang tanaman. Tumbuhnya harus di alam terbuka dan terkena sinar matahari. Berbeda dengan metode vertikultur, tabulampot harus bisa menahan laju air dan mengunci nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Kekurangannya, kita harus menyiapkan beberapa petak lahan untuk meletakkan media tanam.

Media tanam yang disarankan adalah sekam, kompos, dan campuran tanah dengan perbandingan 1:1:1. Lalu letakkan di wadah bekas seperti ember cat, wadah kaleng, semen atau kayu atau bisa juga menggunakan polybag. Untuk di awal atau satu bulan pertama dibutuhkan proses pemupukan organis demi menjaga nutrisi dari media tanam tetap terjaga. Setelah itu, lanjutkan dengan pemupukan di 3-4 bulan berikutnya.

Tanaman yang pas untuk tabulampot diantaranya pepaya, jeruk, jambu air, jambu batu dan jenis buah-buahan tegak lainnya.

3. Metode Hidroponik

Metode ketiga ini sudah pasti sering kita dengar. Ya, hidroponik sendiri merupakan salah satu teknik berkebun tanpa menggunakan tanah (media tanam). Kali ini kita menggunakan kapas atau rockwool lalu dibantu dengan air sebagai media pengembangbiakan. Atau dapat dikatakan, air bertugas sebagai penyalur nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.

Metode hidroponik yang paling tidak merepotkan adalah dengan menggunakan wadah plastik bekas, caranya:

  • Siapkan botol (ukuran 1 liter)
  • Potong menjadi dua bagian
  • Lubangi bagian atas dan leher botol (untuk sumbu dan aliran udara)
  • Pasang sumbu (pada bagian atas botol lalu masukkan ke bagian bawah botol dengan cara dibalik)
  • Isi botol dengan media tanam seperti pecahan bata, dan sekam
  • Masukkan bibit (sudah disemai)
  • Siram dengan larutan air dan unsur hara

Jenis tanaman yang dapat dikembangkan dengan metode ini seperti buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, obat-obatan dan beberapa jenis hortikultura lainnya.

Harapannya setelah membaca artikel ini kita memiliki gambaran bagaimana caranya berkebun walau tidak memiliki bidang pertanian. Intinya, lahan bukan segalanya. Yang harus menjadi perhatian kita adalah komitmen, waktu, dan tenaga agar apa yang kita tanam dapat memberikan hasil. Selamat mencoba!