Perkebunan

Fakta Berkebun di Rumah yang Tak Diketahui Banyak Orang

Masih banyak fakta pertanian dan perkebunan yang tak diketahui banyak orang.

30

Masih banyak fakta pertanian dan perkebunan yang tak diketahui banyak orang. Terutama untuk hal perkebunan yang dilakukan di area rumah. Pada artikel kali ini, kita akan membahas seputar fakta berkebun di rumah yang jarang diketahui orang.

Fakta itu yakni berkebun bisa dilakukan dimana saja, berkebun tanaman liar, tanaman jadi lebih subur jika diajak ngobrol, berkebun di rumah dapat menghasilkan uang, pestisida pembunuh serangga yang dibutuhkan tanaman, dan benih biji-bijian dapat bertahan hingga ribuan tahun.

I. Berkebun Bisa Dilakukan Dimana Saja

Siapa bilang berkebun hanya dapat dilakukan di pekarangan luar rumah? Faktanya, kita semua bebas memilih sesuka hati lokasi kebun yang pas dengan kondisi rumah kita. Hal ini karena antara rumah satu dengan lain memiliki perbedaan. Apalagi untuk rumah-rumah yang ada di perkotaan yang dikenal sempit, tanpa halaman depan dan halaman belakang.

Jika kondisi rumah seperti yang disebutkan diatas, maka metode berkebun di rumah yang pas adalah microgreen atau tunas dari sayuran yang bisa dipanen setelah disemai antara 7-14 hari. Namun jika kita memiliki sedikit ruangan di dalam rumah, bisa memilih metode hidroponik atau aquaponik atau berkebun berbasis air dengan tanaman seperti selada, daun mint, pakcoy, kubis brussel, kangkung, bayam brazil dan jenis lainnya.

II. Berkebun Tak Hanya Wortel atau Tomat, Tanaman Liar Juga Bisa

Banyak orang memilih bertani karena menginginkan kandungan vitamin dalam sayuran atau buah-buahan. Namun tahukah, tanaman liar yang kerap dianggap sebagai hama seperti Krokot, Suwek, Jelatang, Pegagang, sampai Sintrong dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti tomat, wortel hingga bayam?

Kita ambil contoh Krokot. Tanaman liar yang biasa dijadikan sebagai makanan jangkrik dan ayam ini kaya vitamin C dan A, asam lemak omega 3 yang bagus untuk jantung, hingga baik untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental. Selain Krokot ada lagi Jelatang yang kaya akan nutrisi, terutama kalsium, vitamin A, C, dan D. Artinya, jika mengkonsumsi satu genggam Jelatang, sama saja kita lagi memakan satu wortel besar.

Temuan ini bukan isapan jempol belaka, kandungan vitamin yang ada pada tumbuhan liar yang disebutkan diatas telah diteliti oleh Hayu Diah Patria, wanita yang dikenal sebagai Peneliti Tanaman Liar. Bahkan jumlahnya tidak lagi hanya puluhan, melainkan sudah 300 tanaman liar yang berhasil diidentifikasi kaya nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

III. Tanaman Jadi Lebih Subur Kalau Diajak Ngobrol

Berbicara atau ngobrol tak hanya dilakukan oleh manusia dengan kalangan manusia saja. Manusia dengan tanaman juga ternyata akan berdampak. Penelitian yang dilakukan Royal Horticultural Society (RHS) pada 2009 silam menyebutkan tanaman tomat yang kerap diajak ngobrol tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman serupa yang tak pernah diajak bicara.

Penelitian berlanjut pada jenis suara. Tomat akan cepat merespons jika orang yang mengajak bicara datang dari kalangan wanita. Kebalikan dengan suara laki-laki. Tak hanya berdampak pada tanaman, study juga membuktikan orang yang berbicara dengan tanaman dapat meningkatkan kesehatan mental, mencegah penyusutan otak pada orang dewasa, sampai meningkatkan kemampuan kognitif (ingatan).

Tanaman yang diajak ngobrol juga dapat membantu kita menghilangkan perasaan negatif dan menumbuhkan perasaan positif. Serta ampuh mengurangi rasa takut, marah, gelisah, akibat perasaan yang tidak menentu.

Terlepas dari itu semua, jika kita kerap mengajak tanaman di halaman rumah berbicara, artinya telah tumbuh kepedulian dalam diri untuk merawat dan memberikan apa yang tumbuhan perlukan. Bisa saja hal ini yang membuat tanaman tumbuh subur.

IV. Berkebun, Hobi yang Menghasilkan Uang

Meskipun ditanam di pekarangan rumah, berkebun nyatanya dapat mendatangkan uang. Kita ambil contoh budidaya hidroponik yang instalasinya hampir dimiliki setiap rumah masa kini. Setelah berpuluh kali panen tentu kita akan berpikir bagaimana caranya agar biaya yang dikeluarkan untuk keperluan nutrisi, bibit, rockwool, dan perlengkapan lainnya tertutupi.

Jalan satu-satunya tentu dengan menjual hasil panen. Terutama ketika jumlahnya mencapai ratusan hingga ribuan lubang tanaman, sementara usia tanaman hidroponik tak bertahan lama. Untuk menjual hasil panen, kita bisa mempergunakan teknologi media sosial seperti WhatsApp Business hingga Instagram. Cara menjualnya, cukup ambil gambar sayuran dengan angle menarik dan posting di media sosial, lalu unggah.

Bisa juga mengunggah video saat kita memanen sayur-sayuran. Termasuk mengizinkan pelanggan untuk datang langsung lalu memanen sendiri sayuran yang mereka inginkan. Hal ini pasti menarik perhatian banyak orang untuk membeli sayuran kita. Bisa saja semua sayuran habis tidak lebih dari satu jam.

V. Pestisida Tidak Hanya Membunuh Hama, Tapi juga Menghilangkan Serangga Bermanfaat

Ketika lahan pertanian kita mendapatkan ancaman hama seperti ulat bulu, siput, sampai gulma, tentu andalan kita menggunakan pestisida. Nyatanya, pestisida tidak hanya membunuh hama. Keberadaan pestisida juga mengusik keberadaan serangga yang dibutuhkan oleh tanaman seperti lebah, kepik dan serangga penyerbuk lain.

Serangga penyerbuk terbukti ampuh secara alami mengendalikan kutu daun dan serangga kecil lainnya. Jika mereka mati akibat pestisida, serangga predator justru mengganggu keseimbangan ekosistem, akibatnya hama kebun di rumah menjadi tak terkendali.

Jika kasusnya terjadi untuk memberantas ulat bulu, pestisida akan mengurangi populasi burung-burungan karena ulat bulu merupakan salah satu sumber makanan kaya protein dan nutrisi. Sama-sama diketahui jika burung terbukti mampu mengendalikan hama alami bagi tanaman. Burung juga membantu tanaman untuk penyerbukan, sampai penyebar benih.

VI. Benih Biji-bijian dapat Bertahan hingga Ribuan Tahun

Fakta terakhir yang barangkali tak diketahui banyak orang adalah benih yang berasal dari biji-bijian dapat tumbuh kembali meskipun sudah berumur ribuan tahun. Hal ini diketahui usai ilmuwan Rusia sukses menumbuhkan tanaman yang berasal dari biji dengan usaia 32.000 tahun lebih.

Tanaman tersebut bernama Silene Stenophylla. Cara ilmuwan ini bekerja dengan mengambil jaringan dari biji kemudian menggunakannya untuk menumbuhkan kecambah hingga tumbuh sempurna. Mereka kemudian berpikir temuan ini awal dari cara menghidupkan lagi spesies yang diketahui sudah lama punah.

Lalu bagaimana dengan benih yang dibeli di pasaran dengan kadaluarsa atau memiliki masa aktif tumbuh? Sebenarnya, benih yang telah expired masih bisa tumbuh, hanya saja terjadi kemunduran tumbuh dari daya kecambah benih dan vigor. Semakin lama disimpan, daya simpan cadangan makanan benih semakin berkurang.

Untuk menyiasatinya, vigor benih dapat ditingkatkan dengan cara priming, yakni dengan mengontrol jumlah air yang masuk dalam benih. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan menggunakan Air Kelapa, Ekstra Jagung, Air Pisang Ambon, Air Tauge, untuk dijadikan sebagai medianya.

Beberapa poin diatas hanyalah segelintir fakta menarik dari dunia pertanian dan perkebunan yang mungkin baru Anda ketahui setelah membaca artikel ini. Untuk itu simak terus fakta menarik lainnya untuk menambah kecintaan kita pada dunia pertanian dan perkebunan.