Bagi teman-teman yang merokok tentunya tidak akan asing lagi dengan tumbuhan yang satu ini dan merupakan bahan utama sebagai pembuatan rokok. Bukan hanya untuk rokok tumbuhan ini juga menjadi bahan utama pembuatan obat, siapa lagi kalau bukan tembakau yang kita maksud.
Tanaman tembakau berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Utara dan dibawa masuk oleh kolonialisme barat pada abad ke-17. Walaupun berasal dari luar Indonesia akan tetapi Indonesia saat ini menjadi salah satu negara penghasi tembakau terbesar yang ada di dunia, karna itulah banyak sekali masyarakat yang membudidayakan tanaman ini dan menjadikan mata pencarian masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun lalu.
Selain dijadikan rokok dan obat-obatan, siapa sangka ternyata tembakau juga memiliki manfaat pada tanaman. Tembakau bisa dijadikan sebagai pestisida, insektisida, fungisida dan bakterisida untuk tanaman. Berikut akan saya jelaskan bagaimana cara pengolahannya.
Teman-teman tinggal beli tembakau saja, atau cukup dengan memungut puntung rokok yang ada di sekitar teman-teman, cukup sekitar 2-3 batang rokok saja. Kemudian tembakaunya rendam dalam 1,5 liter air biasa sekitar 24 jam, jika ingin cepat bisa dengan air panas dengan waktu 5-6 jam, setelah itu kemudian tutup wadah tersebut.
Tembakau yang direndam tersebut akan menghasilkan warna air kecoklatan seperti warna air teh, kemudian teman-teman bisa memindahkannya pada wadah lain dengan cara di saring. Bila teman-teman tidak memakai semua air nya, maka air sisanya bisa teman-teman simpan di dalam kulkas dan bisa bertahan dalam jangka 4 bulan. Kemudian jika ingin menggunakannya kembali sebaiknya di kocok terlebih dahulu.
Selanjutnya teman-teman pasti bertanya nih bagaimana cara pengaplikasiannya, cara pengaplikasiannya teman-teman harus siapkan air biasa sekitar 1,5 liter. Untuk air 1,5 liter bisa gunakan air tembakaunya 40-50 ml dan campurkan kedalam air biasa yang tadi telah kita siapkan dan pestisida untuk tanamannya pun sudah siap digunakan.
Efek dari pestisida organik ini memang cenderung lambat, akan tetapi hasilnya itu pasti. Sama seperti ketika kita sakit dan menggunakan obat-obatan herbal, hasilnya memang lambat akan tetapi jika digunakan lebih sering maka hasilnya pun akan didapat, dengan kata lain perlahan namun pasti. Penggunaan nya cukup semprotkan seminggu sekali secara rutin ke bagian yang terkena hama.
Larutan air tembakau ini memiliki beberapa cara kerja yaitu :
Menolak dengan bau
Menghambat lahirnya telur hama
Menghambat perumbuhan hama
Membunuh dengan racun
Larutan ini dapat teman-teman gunakan untuk membasmi banyak sekali jenis hama diantaranya :
Kutu kebul, kutu sisik dll
Thrips
Aphids
Belalang
Ulat
Tungau
Jamur patogen
Bakteri patogen dll.
Mungkin sebagian dari teman-teman ada yang ingin membudidayakan tanaman tembakau, mari kita simak cara pembudidayaan nya.
Yang pertama sekali adalah teman-teman harus siapkan tanah yang sudah dicangkul dan digemburkan dengan kedalaman 25 cm, buatlah lubang secara berbanjar dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman 10cm dan lubang tersebut akan digunakan sebagai media tanam. Kemudian masukkan pupuk kandang pada lubang tersebut dan tidak usah terlalu banyak karena tanaman tembakau adalah tanaman yang mudah tumbuh, cukup dengan 1 kepalan tangan saja pemberian pupuk kandangnya.
Diatas pupuk kandang tersebut bisa ditambahkan pupuk KCL sekitar 1 sendok makan saja, kemudian tutup dengan tanah biasa dengan kedalaman 3-5cm. Setelah ditutup dengan tanah kemudian berikan perlubangan terlebih dahulu menggunakan jari tangan dan dijadikan untuk penanaman bibitnya. Kemudian tanam tembakau yang sudah siap, yaitu bibit yang telah berusia 35 hari.
Pada usia tanam 2 bulan sebaiknya berilah pupuk putih pada tanaman dengan jarak minimal 5cm,hal ini dilakukan agar tanaman tidak terlalu dkat dan menimbulkan resiko kematian. Pada usian 70 hari pucuk tanaman tembakau sebaiknya dipotong agar tanaman tembakau tidak tumbuh menjulang dan daun pada tembakau tidak melebar. Tunggulah tanaman tembakau berusia 5 bulan, setelah itu tanaman siap untuk dipanen.
Daun yang dipanen adalah daun yang sudah tua dari daun yang paling bawah 2-3 lembar sekai petik. Daun yang siap panen ditandai oleh perubahan warna daun, dari hijau menjadi kuning kehijauan, warna tulang daun putih atau hijau terang, tepi daun mengering, permukaan daun agak kasar dan tangkai daun mudah dipatahkan.
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah embun menguap sampai siang hari, kemudian daun diproses agar menjadi tembakau rajangan. Proses yang pertama adalah pemeraman, pemeraman dilakukan dengan memilih daun yang hijau dengan ukuran yang sama kemudian daun didirikan pada rak pemeraman dan didiamkan selama 1-2 malam sampai daun berubah warna menjadi hijau kekuningan.
Daun tengah memiliki waktu peraman lebih lama yaitu 3-5 malam dengan warna peraman hijau kekuningan sampai kuning merata. Sedangkan daun tengah yang tebal dan daun atas memerlukan waktu 4-7 malam dengan warna peraman dari kuning merata sampai kuning kemerahan.
Setelah proses peraman kemudian proses perajangan, perajangan sebaiknya dilakukan pada tengah malam hingga pagi hari agar hasil perajangan dapa segera dijemur pada pagi harinya. Tebal irisan rajangan nya antara 1,5 mm sampai dengan 2,0 mm. Setelah perajangan selesai kemudian daun nya diratakan dan dijemur diatas bambu yang diulat.
Setelah proses perajangan kemudian tembakau dijemur dan proses penjemuran akan kering dalam waktu 2 hari tergantung tingkat panasnya cuaca. Pada hari pertama lakukan proses pembalikan apabila tembakau bagian atas telah cukup kering. Pada malam hari tembakau diembunkan agar mendapat warna yang hitam dan aroma yang khas. Setelah mendapat warna yang sempurna dan tembakau yang lemas maka tembakau siap untuk digunakan untuk tanaman dan keperluan teman-teman yang lainnya.
Mudah sekali ya teman-teman, cukup sekian materi kita hari ini dan semoga bermanfaat.