Pepohonan

4 Jenis Kayu Premium yang Tumbuh di Indonesia

Kayu premium tergolong dalam jenis kayu keras, yakni memiliki daun lebar, memiliki banyak pori-pori, memiliki struktur dan kepadatan maksimal sehingga membuat kayu menjadi sangat kuat.

26

Kayu premium tergolong dalam jenis kayu keras, yakni memiliki daun lebar, memiliki banyak pori-pori, memiliki struktur dan kepadatan maksimal sehingga membuat kayu menjadi sangat kuat.

Bicara dari segi pertumbuhan, kayu ini memiliki pertumbuhan yang lambat jika dibandingkan dengan jenis kayu lunak. Salah satu penyebabnya karena konsentrasi fotosintesis yang terganggu akibat rontoknya daun-daun.

Sehingga membuat harganya di pasaran menjadi tinggi. Berikut ragam jenis kayu premium yang tumbuh di Indonesia.

Kayu Eboni

Kayu Eboni atau Kayu Hitam merupakan kayu endemik yang hanya dapat dijumpai di wilayah Sulawesi seperti Kabupaten Parigi, Donggala dan Poso. Alhasil, kayu ini menjadi langka dan membuat harganya melambung tinggi, perkiraan harganya berkisar Rp10.000.000 per meter kubik sampai Rp30.000.000 per meter kubik (dalam negeri).

Karena hanya dapat dijumpai di Sulawesi, orang awam hanya dapat menjumpai Kayu Hitam ini dalam berbagai variasi yang berbeda beda seperti kerajinan, tuts piano, papan ukiran, konstruksi rumah, hingga menjadikannya sebagai bagian yang ada di Kapal Pinisi.

Keistimewaan kayu hitam ini memiliki massa yang kokoh, dengan tekstur halus, dengan arah serat kayu halus, tahan lama, hingga memiliki kerapatan kayu yang nyaris sempurna.

Ciri-cirinya tumbuhnya di tanah berpasir, berbatu, berkapur hingga berpasir. Serta serta berada di 50 sampai 400 meter di atas permukaan laut. Jika ditanam lebih tinggi lagi, dipastikan tanaman ini tidak akan menghasilkan potensi terbaiknya.

Berbicara karakter tumbuhnya, Kayu Eboni memiliki batang yang tegak lurus dengan ketinggian hingga 40 meter dengan diameter umumnya mulai dari 1 meter.

Serta memiliki warna coklat, gelap, dan hitam dan padat. Akan tenggelam jika dihanyutkan ke dalam air. Jika dipotong, akan mengeluarkan aroma khas yang menyengat.

Karena keistimewaan kayu ini, orang-orang sering mencari alternatif lain seperti Jati, Kamper, Merbau, Meranti Merah, Ulin, hingga Gelam.

Kayu Cendana Putih

Kayu Cendana Putih merupakan tanaman parasit eksotis Indonesia dan memiliki aroma mencolok jika dibandingkan dengan Cendana Merah. Memiliki ciri-ciri warna coklat keabu-abuan, kayu ini tumbuh di Flores, Lembata, dan Nusa Tenggara bagian timur lainnya.

Karakteristik Cendana Putih terletak pada bulat utuh pada batang pohon dengan diameter 25 centimeter sampai 30 centimeter dan dapat tumbuh hingga 11 sampai 15 meter.

Keistimewaan lain yakni memiliki kandungan minyak atsiri dengan kadar 4% sampai 8%, masuk dalam golongan senyawa seskuiterpenoid dengan nilai fungsi sebagai aroma terapi, obat-obatan, kosmetik, hingga aromaterapi.

Selain diambil minyaknya, cendana putih juga kerap dijadikan sebagai bahan baku furniture, kerajinan tangan.

Karena pohon ini tidak dapat tumbuh dengan sendirinya membuatnya sulit untuk dikembangkan. Alhasil, menjadikan harganya cukup tinggi, perkiraan harganya mencapai Rp450.000  per kilogram untuk wilayah Nusa Tenggara.

Kayu Ulin

Kayu Ulin atau Kayu Besi merupakan tanaman asli Indonesia yang masuk dalam suku Lauraceae. Tumbuh di hutan Kalimantan bagian Timur yang memiliki ciri-ciri kayu keras, kuat, dengan warna gelap.

Jika berada di alamnya, pohon ini bisa mencapai 50 meter dan diameter hingga 120 centimeter. Orang Kalimantan yang tinggal di rawa-rawa, memanfaatkan kayu ini sebagai tiang panggung, hingga lantai.

Sementara yang tinggal di pesisir, menggunakannya sebagai bahan baku pembuatan kapal. Di wilayah lain, Kayu Ulin kerap dijadikan sebagai bahan kerajinan yang bernilai jual tinggi.

Karena tergolong susah dibudidayakan dan langka, membuat harganya menjadi mahal. Di pasaran saja, untuk mendapatkan kayu ini hanya tersedia dalam ukuran terbatas.

Seperti misalnya untuk ukuran 20 milimeter x 10 milimeter x 1.200 milimeter persegi, perkiraan harganya mencapai Rp790.000 per meter persegi.

Kayu Merbau

Pohon Merbau atau Ipil tergolong tanaman hutan premium asal hutan Papua. Pohon ini dikenal memiliki kayu yang keras, tahan rayap dan jamur, hingga memiliki kualitas yang tinggi.

Ciri-ciri mencolok dari tanaman ini adalah memiliki tinggi hingga 50 meter, dengan panjang batang sekitar 20 meter, diameter 160 centimeter sampai 250 centimeter.

Selain itu, Merbau juga dapat dikenal dengan ciri-cirinya berakar papan berbanir tinggi mencapai 4 meter, dengan warna kulit kayu keabu-abuan terang dan coklat pucat.

Jika dilihat dari dalam batangnya, pohon ini memiliki tekstur halus, berbintik kecil lentisel dengan bentuk sisik bulat.

Tak hanya itu, ciri-ciri mencolok lainnya adalah hanya memiliki dua pasang anak daun, kecuali pada bagian ujung. Sementara daunya berbentuk telur miring yang tidak simetris.

Sama seperti kayu premium lainnya, Merbau kerap dipakai sebagai konstruksi rumah, hingga furniture. Untuk harganya, diperkiraan mencapai Rp1.095.000 per batang (8 x 15 x 400 centimeter).

Dengan mengenal beberapa jenis kayu premium yang tumbuh di Indonesia, Anda memiliki banyak pilihan untuk memenuhi segala macam kebutuhan. Baik itu untuk keperluan pribadi, atau untuk diolah kemudian dijual kembali.